Rabu, 13 Agustus 2014

Pendaftaran Pulsa Multi Electrik Voucher One Chip All Operator

Pengunjung zona cell yang terhormat,kami menawarkan bisnis yang sangat menguntungkan bagi anda,terutama yang sedang memulai bisnis nya di bidang cellular ataupun sebuah counter hp yang notabenenya menjual berbagai macam isi ulang kartu perdana berbagai macam operator mulai dari telkomsel,indosat,xl bahkan masih bnyak lagi operator di indonesia ini.anda tidak perlu repot2 membuka yang namanya klo istilah dulu,setiap kali kita ingin berjualan pulsa harus data g ke delear yg menyediakan top up ataupun chip yang bisa dijadikan utk berjualan pulsa.contoh m.kios m.kios hanya bisa digunakan untuk transaksi satu produk saja yaitu telkomsel,sedangkan untuk operator jenis lain harus menggunakan chip dari operator lain juga.disini kami mempermudah anda untuk tidak lagi menggunakan apa yang telah kita sebutkan diatas tadi.kami menyediakan registrasi chip untuk semua operator,mulai dari operator telkomsel,indosat,xl,tri,dll semuanya sudah kita kemas dalam satu kartu.anda tinggal mengaktifkan kartu atau no handphone anda,kemudian daftar kepada kami.baru kemudian anda input saldo sesuai permintaan anda.dan selesai anda langsung bisa transaksi semua produk.harga bersahabat,cepat murah,dan aman.untuk informasi lebih lanjut,silahkan anda hub.085758444433 atau 081278909900

Regards,

zona cell
One chip all operator.



Selasa, 12 Agustus 2014

Sejarah Pertamina EP

Sejarah

Tue 22 Jun 2010 16:12

Minyak Bumi Dikenal Orang

Orang-orang di Sumatera mulai memanfaatkan minyak bumi pada abad XVI. Kala itu minyak bumi selain digunakan untuk bahan obat dan penerangan obor juga digunakan sebagai senjata menghalau musuh. Rakyat Aceh dengan senjata bola-bola api dari minyak bumi berhasil menghalau armada Portugis di Selat Malaka.
Kemudian pada tahun 1883, A.J. Zijiker pimpinan perkebunan tembakau diwilayah Langkat secara tidak sengaja menemukan minyak bumi yang merembes kepermukaan membentuk seperti kubangan. Dengan penemuannya itu maka pada tanggal 15 Juni 1885 melakukan pemboran yang hasilnya cukup potensial untuk dikembangkan. Daerah pengembangan secara komersial oleh A.J. Zijiker disebut Kompiek Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat Sumatera Utara yang merupakan tonggak sejarah Perminyakan di Indonesia.

Namun jauh sebelum itu, pada tahun 972 masyarakat Sumatera Selatan sudah mengenalnya. Hal itu dibuktikan dalam catatan sejarah Cina, pada masa itu kerajaan Sriwijaya Palembang selalu mengirimkan guci-guci berisi minyak bumi kepada kaisar Cina di kota Langit Biru. Orang-orang Cina kala itu sangat memerlukan cairan minyak bumi untuk dijadikan bahan obat penyakit kulit dan reumatik. Minyak bumi yang dikirim dari kerajaan Sriwijaya itu diperoleh dengan cara mencidukdari rembesan di permukaan bumi Sumatera Selatan.

Penemuan Minyak Bumi Komersial di Sumatera Selatan

Prabumulih dalam sejarah perminyakan disebut Komplek Palembang Selatan (KPS). Pertama kali minyak bumi ditemukan di daerah ini oleh bangsa Belanda pada tahun 1870 pada rembesan puncak antiklin di Kampung Minyak ketika melakukan pemetaan geologi. Pada tahun 1896 daerah ini dikembangkan dan diproduksikan melalui sumur dangkal sedalam 65 meter di Kampong Minyak dan Babat oleh Muara Enim Petroleum. Pada tahun 1901 Sumatera Palembang Petroleum Company (Sumpal) membuka kegiatan tambang minyak di Suban Jeriji, pada waktu itu merupakan pusat kantor lapangan. Minyak yang diproproduksikan oleh Sumpal berasal sumur kedalaman 105 meter di Air Ngalega dan Suban Jeriji.
Produksi minyak yang dihasilkan oleh Muara Enim Petroleum Company diolah di kilang Plaju. Sedangkan produksi dari Sumpal diolah di kilang Bayung Lincir, jaraknya 100 mil sebelah barat laut dari Palembang. Selain itu Musi Petroleum Company kegiatannya hanya dibidang pengolahan saja di Bagus Kuning yang jaraknya satu setengah mil dari Plaju.

Perkembangan Perusahaan Minyak di Sumatera Selatan

Dengan diketemukannya minyak bumi di Komplek Palembang Selatan (Prabumulih) dan diproduksikan secara komersial maka The Royal Dutch membuka usaha dalam bidang pengangkutan dan pemasaran hasil. Usaha yang sama juga dilakukan oleh The Shell Transport and Trading Co yang didirikan oleh Balai Perniagaan Inggris. Berdasarkan perjanjian kontrak hasil minyak dari Muara Enim Co dan Musi Ilir Co diserahkan kepada Shell, terutama hasil minyak tanah untuk penerangan lampu.
Perkembangan selanjutnya, Sumatera Palembang Petroleum Co dipersatukan dengan The Royal Dutch yang selanjutnya pada tanggal 17 Mei 1902 bersama Shell membentuk Asiatic Petroleum Co. Pembentukan itu merupakan organisasi dalam hal pengangkutan dan perdagangan minyak untuk kepentingan kongsi tersebut. Pada tahun 1904 Muara Enim Petroleum Co bergabung dengan The Royal Dutch dan tahun 1906 menyusul Musi Ilir Co. Penggabungan kedalam tubuh The Royal Dutch maka menjadikan sebagai pengusaha tunggal perminyakan di Sumatera Selatan.
Selanjutnya, setelah Shell dan The Royal Dutch dipersatukan pada tanggal 26 Februari 1907 dan pembentukan serentak dari De Bataafshe Petroleum Maatschappij, The Angle Saxon Petroleum Company dan The Shell Petroleum Company (disebut The Asiatic) dibawah pimpinan The Royal Dutch dibentuk suatu persekutuan seluruh perusahaan penghasil minyak di Nusantara dengan nama Committe Of Producer atau Panitia Penghasil. Dalam persekutuan itu diberlakukan pembagian pengelolaan diantaranya; Bataafsche Petroleum Mij (BPM) dibidang produksi dan Asiatic Petroleum dibidang pemasaran serta Anglo Saxon dibidang pengangkatan.
Sumatera Bagian Utara
Rantau
Dalam perkembangan sejarah pertambangan dan industri perminyakan di bumi Nusantara, PT Pertamina EP Field Rantau Region Sumatera Operasi yang berkedudukan di Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sekitar 142 Km Barat Laut Kota Medan, 62 Km dari Pangkalan Berandan dan 9 Km dari Kualasimpang – Ibu Kota Kabupaten Aceh Tamiang,  dimulai  dari  penemuan sumur minyak bumi Rantau I (R-1) di Struktur Rantau pada  tahun  1928, yang berproduksi secara komersial.
Pada Februari 1929 dalam jumlah 856 BOPD melalui kedalaman 340 meter dan  pertama kalinya dilaksanakan Logging Sumur minyak di Indonesia. Sumur ini ditemukan oleh BPM.


Semasa masih bernama PT Pertamina (Persero) Daerah Operasi Hulu NAD - Sumbagut luas areal operasinya sekitar 20.493,42 Km2 mulai dari Aceh, Sumatera Utara, namun setelah perubahan struktur organisasinya menjadi
PT Pertamina EP Field Rantau Region Sumatera, luas arealnya 4390 Km2, di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, khususnya Kabupaten Aceh Tamiang dan di Propinsi Sumatera Utara Kabupaten Langkat.

Struktur Organisasi Pertamina Ep

Struktur Organisasi PEP Region Sumatera

Ramba Field Galang Santunan Untuk Panti Asuhan Moria Yang Terbakar





Foto : Ramba Field bersama anak-anak Panti Asuhan dan kondisi panti setelah terbakar.
Palembang - Kebakaran kembali menelan korban jiwa, kali ini si jago merah melalap rumah Panti Asuhan Moria yang berlokasi di Jalan Ogan II Kelurahan Lebung Gajah, Kecamatan Sematang Borang, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Dalam peristiwa ini empat orang dinyatakan ditempat, kebakaran terjadi  pada Jumat (18/7) malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Korban tewas diantaranya Pengurus Panti Asuhan Moria, Salma (63) beserta tiga anak yakni Apriansyah (10), Rajib (4), Ahmad (18), karena ke empatnya pada saat itu terlelap tidur, dan menyadari ketika api sudah membesar.
Atas kejadian tersebut, Ramba Field menggalang santunan yang diikuti seluruh pekerja dan pekarya untuk memberikan bantuan ke panti asuha. Dana yang terkumpul sebagian dibelikan busana muslim, sembako,kue lebaran dan sisanya diberikan dalam bentuk tunai.
Ramba Field diwakili oleh Yuniawan H selaku Assistant Manager LR telah memberikan seluruh bantuan. "Kita turut prihatin karena musibah kebakaran ini datang menjelang lebaran" ujarnya saat menyerahkan santunan kepada Tamam Suryamam salah satu pengurus panti pada Sabtu (26/7). Tampak juga saat itu beberapa universitas dan komunitas masyarakat di Palembang yang ikut hadir memberikan santunan.
Terlihat di lokasi seluruh bangunan Panti asuhan yang terdiri dari 9 kamar tersebut habis terbakar. Menurut keterangan Tamam Suryamam, pada saat kejadian dirinya terbangun karena mencium bau gosong. Saat terbangun dia tersadar bahwa api sudah membesar. "Tanpa pikir panjang lagi, saya dan anak saya langsung memecahkan kaca depan, dengan melemparkan kursi,  untuk menyelamatkan anak-anak, yang masih berada didalam rumah," tuturnya.
Dilanjutkan Tamam, belum semua diselamatkan, lampu langsung padam, dan ruang menjadi gelap. "Sehingga 4 korban lainnya tidak bisa terselamatkan.Kami tidak tahu api berasal dari mana," lanjutnya lagi. Sementara, empat korban meninggal dunia tersebut langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Muhammad Hosein, Palembang.

Lapangan Minyak Babat Kukui Kembali Dikelola Ramba Field






Foto : Lapangan Penghasil Minyak Babat Kukui.
Ramba - Lapangan penghasil minyak Babat-Kukui yang selama beberapa tahun dikelola oleh TAC P-Babat Kukui Energy pada Juli 2014 diserahkan kembali kepada PT. Pertamina EP, sesuai dengan komitmen jatuh tempo dari terminasi kontrak kerjasama TAC dengan PT. PERTAMINA.
Pasca terminasi ini, Direksi Pertamina mendelegasikan kepada Asset-1 Ramba Field PT.Pertamina EP untuk mengelola struktur penghasil Babat-Kukui, agar kesinambungan produksi minyak tetap berlangsung. Dengan demikian tugas dan tanggung jawab pengelolaan Field Manager dan jajaran  Ramba Field sejak itu bertambah,harus pula mengelola Struktur Babat Kukui.
Sebelumnya ada  5 struktur yang dikelola  Ramba Field, meliputi Struktur Ramba, Tanjung Laban, Bentayan dan Mangunjaya serta Kluang, dengan produksi saat ini pada kisaran 6.500 bopd, bahkan pernah mencapai lebih dari 7.000 bopd.
Produksi minyak dari Bakat-Kukui berkisar antara 700 sampai 1.100 bopd. Jumlah ini merupakan keharusan  Ramba Field untuk menjamin kelangsungan berproduksi dan bila mungkin ditingkatkan jumlahnya. Uniknya produksi minyak dari Babat-Kukui ini sebagian diperoleh dari masyarakat yang tergabung dalam wadah koperasi setempat. Dengan demikian ada hal-hal khusus yang perlu dilakukan sebagai kegiatan ekstra dalam dinamika kegiatan pengelolaannya, namun harus tetap mengacu pada ketentuan regulasi pengelolaan migas yang berlaku.
"Meningkatnya tugas dan tanggung jawab ini adalah merupakan tantangan sekaligus kesempatan bagi kita." Demikian ditegaskan oleh Bustanul Fikri, Field Manager Ramba. "Jajaran direksi percaya kepada kita bahwa kita mampu diberi beban tambahan. Oleh sebab itu, kita harus berusaha melakukan yang terbaik untuk kelangsungan produksi dan jangan mengecewakan harapan pucuk pimpinan/perusahaan yang kita banggakan ini", tambahnya.
Lebih lanjut Bustanul mengungkapkan bahwa timnya sudah biasa dengan "think aggressive and do more". Kerja cerdas, kerja keras dan ikhlas secara teamwork yang terukir di setiap hati kita merupakan modal pokok yang tangguh untuk melaksanakan tugas. Disamping itu juga aspek HSSE dan selalu berdo'a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, memohon perlindungan dan senantiasa dicurahkan rezeki, juga menjadi hal yang utama.
Menurut Bustanul, kesinambungan dan peningkatan kemampuan produksi Babat-Kukui ini, erat juga kaitannya dengan upaya perusahaan merangkul dan berusaha meningkatkan rasa percaya masyarakat dan stake holder terhadap kehandalan kemampuan teknis, operasi maupun finance perusahaan kita. Kondisi ini bisa merangsang masyarakat yang tergabung pada wadah koperasi bersemangat meningkatkan recovery crudenya. "Disamping itu proses pasca alih kelola yang matang tanpa gejolak sosial, upaya antisipasi, cepat tanggap terhadap situasi, juga merupakan kondisi yang sangat menunjang terwujudnya kelangsungan dan peningkatan produksi minyak dari Babat-Kukui" pungkas Bustanul Fikri.